Siapa tak kenal sahabat? sahabat itu yang akan membuatmu tertawa ketika dunia tak mendukung kau tertawa. Yang akan membuatmu mengenal arti hikmah dibalik airmata yang tak mereka seka dengan sengaja, tapi kemudian akan menghentikan alirannya. Ya, begitu besar arti seorang sahabat khususnya di mataku. Hidup tak akan selamanya manis, dan hidup juga tak akan selamanya pedih. Begitu berharga jika kau lewati bersama orang yang nilainya sama berharganya.
Sahabat itu Ayahku..
Ayah akan tersenyum ketika aku malas tersenyum, dan kemudian berkata "Kamu lihat ada anak bebek mondar mandir di depan rumah kita?" aku menggeleng. "Oh, berarti bebeknya udah pindah sekarang, di depan Ayah." aku mengerutkan dahi, bibirku sepertinya lebih mendukung lagi. Ayah terkekeh sambil mengacak-acak kepalaku. Dan selalu ku ingat, tawanya itu.. damai.
Sahabat itu Ayahku..
Ayah akan bersedia menjadi apapun yang aku butuhkan.
Aku tak peduli akan berjalan kaki berpuluh-puluh kilometer, asal bersama Ayah. Yah, bersamanya adalah menyenangkan. Berjalan dengannya adalah waktu yang diberikan Tuhan untuk dinikmati, bersamanya adalah kebahagiaan. Karena ketika berjalan dengannya, aku merasa menjadi seorang puteri raja dan Ayah adalah rajanya. Ya, Rajaku. Yang selalu melindungi puterinya. Raja yang berperan layaknya pahlawan yang menyuntikan perasaan aman di tubuhku. Kau tak akan peduli, beribu mawar di depan jalan siap bersama durinya. Tubuhnya yg keras oleh hidup, akan selalu ada untukmu.
Sahabat itu Ayahku