Sabtu, 01 November 2014

Rumput Liar dan Si Pohon Rindang



Hujan dengan tiba-tiba turun deras, dengan langit yang terlihat masih benderang. Hanya ada beberapa gerombolan awan yang seakan mendekat dan semakin terlihat membesar. Ini yang sungguh aku harapkan. Air hujan yang tumpah ruah ke bumi, seakan mewakili segala perasaan yang ingin aku keluarkan. Ringan namun menyesakkan, pengap. Apalah aku, aku hanya rumput liar yang berada disekitarmu wahai kau pohon rindang. Aku bukan saingan dia, yang pada kodratnya sudah  seharusnya berada disisimu. Pohon sejenis mu yang tumbuh berdampingan. Sekali lagi, aku hanya rumput liar. Kau selalu bilang, kau ingin berada disampingku. Mungkin biasa bagimu. Bagiku? Kau tau, artinya dalam sekali. Bahkan ketika aku tak berharap lagi, kau merentangkan ranting dan daunmu, melindungiku dari sinar matahari. Aku katakan aku baik-baik saja, namun kau tetap saja begitu. Aku pernah berharap pada Tuhan, untuk menghidupkan aku lagi di tempat lain. Tempat yang jauh darimu. Tapi kenyataannya aku tetap disini, disampingmu. Dan lagi melihatmu dengan dia. Kau selalu meneteskan air sejuk yang kau punya padaku, yang dengan secepat kilat akan menyejukkanku. Tapi aku tau, kau punya dia. Kenapa kau larang aku ketika aku ingin melupakanmu? Rasanya seperti hanya ingin layu dan kupikir tak akan lagi aku melihatmu. Melihatmu bersanding dengan dia. Seperti hal nya aku yang tak bisa pergi. Seperti hal nya kamu yang tak juga bisa pergi. Berbahagialah, aku baik-baik saja. Tapi kumohon jangan kau rentangkan  lagi rantingmu untukku, jangan kau teteskan lagi air sejuk itu untukku. Sepertinya semua orang sudah tau, kamu dan aku yang bukan –kita-. Tanah ini tak lagi  bisa bergeser, aku akan tetap disini, dan kau akan tetap ditempatmu.   

Kamis, 13 Maret 2014

"Rumah" bukan Rumah

Bukan tentang seberapa luas, bukan tentang taman di halaman depan, bukan tentang kolam renang besar di dalamnya, cukup “Rumah” yang dapat kau temukan orang-orang yang kau sebut keluarga.

Bukan tentang desain rumah minimalis, bukan tentang mebeul mahal nan elegan, cukup “Rumah” yang dapat kau temukan pelukan seorang ibu, tempat bersandar di bahu seorang ayah, dan perlindungan ekstra dari saudaramu.

Bukan tentang dapat berteduh saat terik, bukan tentang dapat berlindung saat hujan, cukup “Rumah” yang adanya kau merasa selalu ingin pulang, adanya tempat dimana kau bisa kembali dan merasa aman.

Entahlah, definisi itu seakan hilang, kini tak ku temukan “Rumah” yang harapku bisa merasa pulang. Lalu, kemana seharusnya aku?

Rumah itu tetap di tempatnya, tak bergerak barang sejengkal. Namun mereka tak lengkap berada disana. Ada tempat lain yang bisa kusinggahi agar menemukan mereka. Namun itu bukan rumahku. Lalu, kemana seharusnya aku?

Aku hanya ingin pulang...

Kamis, 13 Februari 2014

Entah ini apa, sebut saja ini sebuah PENDAPAT dariku-untukmu

Sebuah atau lebih pelajaran memang bisa didapat dari mana saja. Dari percakapan kecil-pun terkadang melahirkan point penting untuk kehidupan. Obrolan saya pagi ini dengan Pak Arifin -Office Driver- membuat saya teringat akan tujuh orang luar biasa yang sudah bersama saya, membina hubungan baik kami selama lebih dari delapan tahun.
"Beberapa manager di perusahaan kita ini sohib loh, mereka temenan dari jaman mereka kuliah sampai sekarang. Umur mereka rata-rata sudah sekitar empat puluh lima" Terang Pak Arifin.
"Wah, seru ya pak. Ine juga sohiban sama tujuh orang. Ini sama Amel juga, kalau sama Amel sih kenal dari SD. Se-SD, se-SMP, se-SMA eh sekarang sekantor pula. Haha" Jawab ku sambil tertawa kecil.
"Tah, harusnya teh kalian bikin usaha bareng aja, bikin apa kek, tempat les misalnya. Bikin brosur, sebarin di perumahan-perumahan. Seru kalo bareng-bareng mah" sambung Pak Arifin semangat dan dengan logat sunda yang kental sekali.
"Haha, iya pak. Sebenernya emang rencana gitu, cuma gak jadi-jadi."  Amel mendekat kemudian duduk di sebelahku. Obrolan kami pun mengembang.

Beberapa hari yang lalu aku dan Bety -satu dari tujuh orang yang kumaksud- bercakap sedikit dalam, tentang persahabatan kami beserta enam orang lainnya. Tentang waktu yang terasa semakin rawan, mengerus pelan-pelan sebuah ikatan. Jika tidak dijaga, khawatir akan terberai, berantakan.
Tentang sikap satu sama lain yang dirasa melampaui batas dari sudut pandang berbeda-beda. Tentang hubungan pertemanan yang kini terkesan (maaf) menjenuhkan.
Jika mengingat, banyak orang yang terbius dengan hubungan persahabatan kami. Apa yang terlihat dari kami terkesan selalu indah. Apa yang kami tunjukan selalu berhasil membuat beberapa orang di luar sana terpukau. Entah memang begitu atau hanya perasaanku saja. Yang aku rasa, persahabatan ini berbeda karena kami masing-masing tetap merasa bersatu, APAPUN YANG TERJADI. Entah, sakit hati, tersinggung, tak nyaman, kecewa, kami kubur untuk tetap menjaga hubungan baik ini tetap utuh. Khawatir pula, suatu saat tibalah semua hal tersebut meledak, apa mau dikata?
"Lo pernah gak kepikiran kalo karakter anak-anak selama ini gak real?" tanya Bety.
"Iya, gue masih berusaha mengenal mereka" jawabku sambil terus membayangkan mereka.
"Kedok, supaya semuanya aman, supaya terjaga. Inget, kita beradaptasi dengan tujuh orang yang berbeda-beda. Pacaran aja yang cuma satu orang, tetep aja ada yang ternyata gak habis pikir, dan ini tujuh orang lho!"
"Sebenernya mana sih yang lebih baik, berlaku se-real-nya tapi kemungkinan akan menyakiti. Tapi dengan alasan kalo kita udah tau satu sama lain gue rasa kita tau sebenernya niatnya apa. Atau, menutupi sesuatu, menunjukan sesuatu yang bukan dia dengan alasan menjaga perasaan. Tanggapan orang kan beda-beda, ada yang bilang jujur itu selalu lebih baik dan ada juga yang bilang bahwa lebih baik sedikit menutupi sesuatu untuk menjaga hati orang lain?"
"Susah sih kalo cari yang bener dan yang salah. Nyatuin satu maksud di delapan kepala itu susah. Jadi ya intinya, kita tau kapan kita harus egois, kapan kita harus menekan ego. Menjadi terus mengalah juga gak baik, ujung-ujungnya lo ditindas. Menjadi egois juga jelas-jelas gak baik, ujung-ujungnya lo bikin bengah orang.Ya, tetep harus menguasai kedua sifat itu di waktu yang tepat."

Ya.. jadi, harus fleksibel. Tapi mood dan sensitivitas kadang gak bisa diatur.
Oke, persahabatan ini memang bukan untuk 'menerima apa adanya' tetapi mebuat diri sendiri dan orang yang kita sayangi menjadi 'lebih baik lagi'. 
Jika aku salah, ingatkan dan maafkan. Jika mereka salah, ingatkan dan maafkan.
Ada beberapa hal yang kadang lebih baik tersembunyi.
Ada beberapa hal yang kadang lebih baik diungkapkan.
Ada beberapa hal yang kadang lebih baik bagi seseorang, tetapi tidak lebih baik bagi yang lain.

"Kalau mau menyelesaikan masalah, ya kitanya harus keluar dulu dari masalah itu. Kalo enggak, ya pikiran kita jadi mumet. Ibaratin aja masalah itu bumi, kalau kita mau tau bumi itu seperti apa, ya kita harus ada di luar angkasa supaya keliatan." terang Pak Arifin, disambut anggukan-anggukan kecil aku dan Amel.

Ya, mereka bertujuh memang spesial. Entah seperti apa mereka, entah mau bagaimana sikapnya, akan selalu ada saja yang membuat kami kembali pada satu titik. Seperti bumi dan planet-planet di alam semesta yang berevolusi mengelilingi matahari, bergerak bersama, walau tetap membutuhkan rotasi untuk menyeimbangkan diri mereka sendiri-sendiri tanpa mesti merusak pergerakan yang lain. Mereka tetap pada jalurnya masing-masing.
Dunia kami, pandangan, pendapat dan cara kami menghadapi sesuatu akan selalu berbeda. Bukan sekali atau dua kali saja mengalami goncangan. Namun berapa kalipun goncangan itu terulang kembali, kami akan tetap disini, di porosnya, yang telah ditetapkan Tuhan sebagai jalan kami tetap bertemu.


14 Februari 2014
Teruntuk Ritar.
Yang aku sayangi..



Sabtu, 30 November 2013

Graduation Bear

Have your own Graduation bear Or give your greates friend A best gift ever!
They are charming teddy bear who wearing any kind of graduation robe Like UPI , UNPAD, UNIKOM, UIN,(ready on request another campus robe). Comes With the campus emblem also.
Reseller are welcome!
Contact 082182313128 or invite 75369AE5.


UNPAD
Ukuran boneka 23x12x23

 Ukuran boneka 23x12x23

UPI - name request 
Ukuran 50 x 18 x 40

Politeknik Kemenkes Kalimantan Timur 
Ukuran boneka 23x12x23

Unikom Bandung
Ukuran boneka 23x12x23

Universitas Pendidikan Indonesia
 Ukuran boneka 23x12x23